Selasa, 28 Agustus 2012

Dia, yang meletakan hatinya didalam bejana Kemanusiaan

Ketika itu adalah bulan puasa, acara buka bersama sepertinya sudah menjadi hal yang lazim yang mungkin Kami adakan sesama teman sekantor, sesama teman kuliah yang sudah lama tidak bertemu karena sudah lulus dan sibuk dengna urusan masing-masing. Kali ini adalah kesempatanku berbuka bersama dengan rekan kerjaku. Total kami ber-15 termasuk dengan Office Boy (OB), hal yang membuatku sangat tertarik adalah antusiasme dari sosok OB yang seolah-olah acara buka bersama itu adalah moment yang sangat berharga, padahal Kami makan tidak ditempat mewah, di restoran biasa yang memang cukup dikenal. cara makan dan Mimik OB itu sungguh membuatku ingin tertawa terbahak-bahak, tapi sungguh bukan menertawakan polah OB tersebut, aku menertawakan diri sendiri yang masih tidak mampu bersikap melebihi sikap OB tersebut, bagaimana mungkin KAMI para kaum YANG KATANYA memiliki intelektualitas tinggi sibuk mengklasifikasikan kelas, dimana kami terlihat antusias saat di acara tertentu dan terlihat biasa saja di acara tertentu. semuanya tergantung siapa yang mengajak, setinggi apa jabatan kerjanya dan seberpengaruh apa dia bagi pekerjaan Kita. jika yang mengajak hanya orang biasa saja, tidak berpengaruh, ya boleh lah ikut tapi tidak akan mendapatkan suguhan sikap yang istimewa karena "please deh, lo bukan siapa-siapa" kalo yang ajak BIG BOS " Iya pak, disini makanannya enak, bagus ya pak tempatnya" dengan sikap pengistimewaan yang berlebihan. ya, seperti itu lah Kita, bersikap sesuai standar Indonesia, yah jadi ga salah kalau Kita hanya jadi manusia yang standar-standar saja. kapan, kita bisa bersikap seperti OB tersebut, antusias dengan ajakan-ajakan siapapun, haruskah kita berada di posisi terendah terlebih dahulu baru bisa menghargai manusia karena dia MANUSIA. itu saja. kapan kira-kira yah Saya mampu bersikap sesederhana mungkin???