Senin, 15 Oktober 2012

pergi

dan seperti inilah, semua berakhir, semua selesai. dimana langkah terberat sama sekali belum dimulai. pergilah sejauh yang kau mau. aku tidak akan menunggumu.

Selasa, 28 Agustus 2012

Dia, yang meletakan hatinya didalam bejana Kemanusiaan

Ketika itu adalah bulan puasa, acara buka bersama sepertinya sudah menjadi hal yang lazim yang mungkin Kami adakan sesama teman sekantor, sesama teman kuliah yang sudah lama tidak bertemu karena sudah lulus dan sibuk dengna urusan masing-masing. Kali ini adalah kesempatanku berbuka bersama dengan rekan kerjaku. Total kami ber-15 termasuk dengan Office Boy (OB), hal yang membuatku sangat tertarik adalah antusiasme dari sosok OB yang seolah-olah acara buka bersama itu adalah moment yang sangat berharga, padahal Kami makan tidak ditempat mewah, di restoran biasa yang memang cukup dikenal. cara makan dan Mimik OB itu sungguh membuatku ingin tertawa terbahak-bahak, tapi sungguh bukan menertawakan polah OB tersebut, aku menertawakan diri sendiri yang masih tidak mampu bersikap melebihi sikap OB tersebut, bagaimana mungkin KAMI para kaum YANG KATANYA memiliki intelektualitas tinggi sibuk mengklasifikasikan kelas, dimana kami terlihat antusias saat di acara tertentu dan terlihat biasa saja di acara tertentu. semuanya tergantung siapa yang mengajak, setinggi apa jabatan kerjanya dan seberpengaruh apa dia bagi pekerjaan Kita. jika yang mengajak hanya orang biasa saja, tidak berpengaruh, ya boleh lah ikut tapi tidak akan mendapatkan suguhan sikap yang istimewa karena "please deh, lo bukan siapa-siapa" kalo yang ajak BIG BOS " Iya pak, disini makanannya enak, bagus ya pak tempatnya" dengan sikap pengistimewaan yang berlebihan. ya, seperti itu lah Kita, bersikap sesuai standar Indonesia, yah jadi ga salah kalau Kita hanya jadi manusia yang standar-standar saja. kapan, kita bisa bersikap seperti OB tersebut, antusias dengan ajakan-ajakan siapapun, haruskah kita berada di posisi terendah terlebih dahulu baru bisa menghargai manusia karena dia MANUSIA. itu saja. kapan kira-kira yah Saya mampu bersikap sesederhana mungkin???

Selasa, 05 Juni 2012

APA KABAR???

Apa Kabar?

apa ini akhirnya Kawan, perjuangan selama hampir 2,5 Tahun? bagaimana orang tua tak kita hargai, bagaimana banyak teman kita korbankan dan bagaimana semua akhirnya berantakan. hanya ini saja kah kawan, sejauh ini saja kah kita melangkah Kawan? banyak sekali yang ingin aku katakan kawan, tentang rasa sakitku, tentang rasa kecewaku padamu, dan tentang bagaimana pengabaian yang kau lakukan. tapi rasanya itu semua sudah tak penting lagi kawan, semua sudah pada penghujung dimana kita tak mampu lagi berjuang kawan. aku katakan kembali, dari 2,5 Tahun lalu sampai sekarang rasaku tetap sama, aku tetap mencintaimu dengan dalam kawan, dan aku tak perduli lagi bagaimana rasamu terhadapku, karena itu membuang waktu saat memikirkannya.kembali bagaimana aku membuka percakapan kita berdua, APA KABAR Hay? bagaimana dengan pekerjaanmu? masih terasa beratkah kawan?mungkin ini akan menjadi akhir dari perbincangan kita tentang bagaimana hidup kita, bagaimanA kita mampu menepi saat kelelahan datang. ini terakhir saat aku dan kamu menjadi Kita. apa kabar KAWAN? semoga kau bahagia disana.

Selasa, 29 Mei 2012

Manusia dan Uang


Baru-baru ini sahabatku Bulan bertanya tentang apa yang paling penting di Kantor Kami, aku menjawab dengan lantang "KEKUASAAN", Bulan berkata, "BUKAN!" pada kenyataannya yang paling penting di Kantor Kami adalah UANG!!! dibelakang semua sikap baik dan jahat, Ramah dan Sombong, dermawan dan pelit, semua hanya karena satu hal, UANG!!! menyakitkan mendengar kenyataan tersebut, tapi dibelahan dunia manakah yang menampik hal tersebut, bahan bakar dari sandiwara perang di dunia ini bukanlah kekuasaan tapi UANG!!! semua hanya untuk uang. lalu bagaimana kami dapat terhindar dari pergulatan yang sama? aku tidak tau apakah sudah terjebak dalam lingkaran yang sama atau aku memaksa diriku untuk berlaku kebalikannya yang biasanya hukum alamiah pasti gagal. lalu Kami-Kami ini akan menjadi apa nanti? budak uang = kerusakan bagi hati dan sikap. aku menunggu, sembari cemas akan masa depanku dibanding itu yang paling aku takutkan adalah masa depan anak-anak ku kelak. semoga mereka hidup di dunia yang jauh lebih baik.

Selasa, 15 Mei 2012

Penolakan untuk kebaikan

Jakarta dan manusia dengan segala hal yang menghiasinya. berkerja disalah satu majalah komunitas yang cukup dikenal membuat saya mengerti satu hal, impian dan kenyataan sering saling bertolak belakang.
" Ini pekerjaan impian aku Yank." Itulah hal yang saya katakan pada calon pasangan hidup saya ketika kali pertama saya mendapatkan kabar bahwa saya diterima bekerja disana.
datang dengan wajah sumringah berbekal kemampuan pendekatan yang baik, masalah adaptasi adalah hal mudah untuk saya atasi jika itu dinilai sebuah masalah, biasanya begitu. Tapi disini, SULIT...... Mungkin pak Mario Teguh akan mengatakan bahwa saya LEBAY, tapi memang benar bahwa semua hal yang saya dapat disini sungguh membuat semua kemampuan sosial saya menurun hingga level terendah. satu-satunya hal yang naik dalam diri saya adalah, kemampuan administrasi dan pendistribusian majalah dan mengalirkan emosi pada titik terendah yaitu mengeluh. jelas bekerja tanpa selingan membuat kepala seolah meminta hantaman untuk menghentikan rasa sakit, akhirnya. namun itulah hidup, Tidak semulus seperti yang diharapkan. hidup selalu berbicara tentang misteri, bagaimana akhirnya, hanya Tuhan yang tahu.
seperti niat baik yang tidak selalu berakhir baik, dijakarta niat baik seperti kotoran, jika didekati akan terasa bau, sedang jika dijauhi sebenarnya kotoran itu kita sendiri yang memproduksi. pernah mengalami kehangatan yang kita berikan berakhir dengan cercaan? saya mengalaminya, menyakitkan tapi saya mendapatkan hikmah dari kejadian menyakitkan itu.
pagi itu seperti biasa, suasana kantor dipagi hari begitu panas, bukan karena udara tapi karena orang-orang yang memiliki masalah dihari sebelumnya tertuang dihari ini. salahku, terlalu hangat pada setiap orang, hingga tak sengaja kutepuk pundak salah satu bagian administrasi keuangan di akntor ini dan berkata " Mbak, ini kwitansinya." dengan muka garang orang yang kusapa tersebut berkata, " BISA TARO DULU NGGAK?!!!" sungguh hal tersebut membuatku sakit. dengan sikapnya itu, aku punya dua pilihan. Satu, marah dan memakinya, berkata HEI, LO GUE BANTU KALEEEEE..... atau diam dan menahan sakit. semua temanku tau, aku pasti memilih cara kedua. karena ya, memang aku pengecut. aku tidak membalas untuk penghinaan-penghinaan orang terhadapku dengan tindakan frontal kecuali sudah keterlaluan. tapi dari sini ada satu kalimat yang tercipta di otakku "jika kebaikan yang datang padamu kau tolak maka yang akan rugi tak lain adalah dirimu sendiri", bagaimana mungkin kebaikan yang sepele seperti menyapa dengan hangat saja bisa ditolak? maka ketika rejeki besar datang sikapnya pasti tidak akan berbeda. maka tunggu saja penyesalannya. itu adalah pembalasanku atas rasa sakit pagi ini.